ANGKASAREVIEW.COM – Tahun 2017 Angkatan Udara Australia mulai menerima pesawat tempur untuk kepentingan peperangan elektronik, Boeing EA-18G Growler yang dibeli dari AS. Semua unit Growler sudah diterima pada Juli 2017. Pada Januari 2018 satu Growler terpaksa di-grounded karena masalah mesin.
Demi lebih meningkatkan kemampuan Growler-nya, Australia masih menginginkan untuk membeli sejumlah rudal antiradar produksi AS, yakni AGM-88B High Speed Anti-Radiation Missiles (HARM).
Setelah melalui perundingan yang berlangsung cukup lama, permintaan Australia untuk membeli sekira 70 rudal HARM senilai sekitar 137 miliar dolar AS itu dikabulkan Paman Sam.
Selain membeli rudal HARM, Australia juga berminat membeli rudal antiradiasi lainnya, yakni AGM-88E Advanced Anti-Radiation Guided Missiles (AARGM) sebanyak 40 unit dan rudal HARM versi latih sebanyak 16 unit.
Baca: Luncurkan Rudal Harpoon Pertama Kali, P-8A Poseidon Australia Sukses Tenggelamkan Kapal Amerika
Dalam kesepakatan untuk pembelian rudal-rudal antiradiasi itu, AS juga bersedia mengirimkan para teknisi dan supervisor yang berasal pabrik pembuatnya, Orbital ATK serta Raytheon Missile Systems, ke Australia.
Sebagai rudal antiradar, AGM-88 HARM merupakan rudal pemandu sasaran darat jarak jauh berkecepatan supersonik. Rudal ini bisa menghancurkan stasiun radar dalam satu ledakan. Kehebatan AGM-88 pernah terbukti saat digunakan untuk menghancurkan radar di Libia pada 1986.
Dalam Perang Teluk (1991) lebih dari 2.000 rudal AGM-88 digunakan untuk menghancurkan radar Irak dengan hasil yang nyaris sempurna. Hingga saat ini sebanyak 23.000 rudal AGM-88 telah diproduksi dan 4.000 diantaranya sudah digunakan dalam peperangan.
Dilengkapinya Growler dengan rudal-rudal HARM dan AARGM, menjadikan AU Negeri Kanguru (RAAF) semakin kuat. Kemampuan peperangan elektronik dan penyerangan RAAF semakin dahsyat.
A Winardi