Artikel

Colt SCAMP, ‘Mbah-nya’ Personal Defence Weapon (PDW)

ANGKASAREVIEW.COM – Jauh sebelum dunia mengenal istilah Personal Defence Weapon (PDW), pabrikan senjata kondang asal Amerika, Colt, telah membuatnya lebih dahulu. Small Caliber Machine Pistol (SCAMP) didesain tahun 1969. SCAMP awalnya dibuat untuk menggantikan pistol paling dicintai prajurit Amerika, M1911A1.

SCAMP didesain sangat kompak, gampang dibawa, ringan, dan menembakkan peluru dengan kecepatan yang sangat tinggi atau biasa disebut Small Caliber High Velocity (SCHV).

Uniknya, SCAMP menggunakan peluru kaliber .22 SCAMP (5.56x 29) yang memiliki trayektori sangat lurus hingga jarak 150 meter. Tentunya ini sangat memudahkan bagi para personel militer yang belum memiliki pengalaman menembak.

Daya tembak yang tinggi hingga 1.200-1.500 peluru per menit, turut menyumbang daya mematikan SCAMP.

Namun sayangnya, SCAMP hanya berakhir hingga ke tahap prototipe saja dan hanya satu unit yang berhasil dibuat oleh Colt serta diuji coba bagi US Army dan Air Forces pada 1974. Proyek ini kemudian dihentikan pengembangannya tanpa alasan yang jelas.

SCAMP/Colt

Kini istilah PDW atau dalam terminologi bahasa Indonesia diartikan sebagai Senjata Beladiri Perorangan semakin menjamur. Hal ini menandakan SCAMP menjadi bukti bahwa konsep akan kebutuhan PDW sudah ada sejak dulu.

Keungulan dari PDW Sobat AR, adalah ukuran dan daya penetrasi peluru. Penguna dimudahkan dengan dimensi senjata yang kecil, namun memiliki daya tembak seperti senapan serbu. Banyak pihak menganggap kelahiran PDW menjadi akhir bagi generasi Sub Machine Gun (SMG). Anggapan ini bisa saja benar, lantaran banyak pabrik senjata dunia berlomba-lomba membuat PDW.

MP7A1/Istimewa

Beberapa pabrikan yang membuat PDW adalah adalah Heckler & Koch yang melansir MP7, Brugger & Thomet dengan MP9, Knight’s Armament Company, dan tidak ketinggalan FN SCAR PDW. Para pabrikan tersebut bersaing satu sama lain memperebutkan ceruk pasar PDW yang semakin terbuka lebar. Apalagi pola konflik pertempuran pada masa ini lebih didominasi pertempuran jarak pendek.

Sobat Angkasa Review, TNI khususnya para pasukan elitenya telah mengadopsi sejumlah senapan PDW. Tentu ini menjadi angin segar bagi pasukan elite TNI untuk bisa merasakan gurihnya senapan PDW.

(RND)

admin

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

7 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

10 hours ago