Luar Biasa, LM-100J Bisa Samai Pesawat Tempur Bikin Manuver Loop

Youtube/Ainoneline

ANGKASAREVIEW.COM – Pesawat angkut Super Hercules varian sipil LM-100J bisa melakukan manuver loop adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Bukan hanya keberanian dan kepiawaian pilot yang menerbangkannya, namun sekaligus membuktikan performa pesawat berukuran ‘gambot’ ini di udara.

Pada penggunaan sehari-harinya, tentu saja LM-100J tidak akan digunakan untuk ‘penerbangan edan’ seperti itu. Bisa dibayangkan, bagaimana bahayanya membawa penumpang maupun kargo apabila pesawat diterbangkan secara menanjak lalu berputar pada radius kecil dengan tubuh terbalik.

Untuk penerbangan atraksi udara semacam itu sudah pasti pesawat tidak membawa apa-apa di kabinnya alias kosongan. Semua komponen-komponen yang dapat lepas dari tempatnya pun dipastikan terikat kencang atau dilepas terlebih dahulu bila tidak perlu dibawa. Maklum sobat AR, manuver loop biasanya dilakukan oleh pesawat latih atau pesawat aerobatik. Itu pun dengan perhitungan performa pesawat yang sesuai dan fisik serta kemampuan pilot mendukung. Sementara untuk pesawat angkut, tidak lazim dilakukan.

Adalah pilot senior C-130 Hercules/C-130J Super Hercules yang juga pilot uji di pabrik Lockheed Martin, Wayne Roberts, yang mampu melakukan ‘atraksi gila’ melakukan loop menggunakan pesawat baru LM-100J di ajang pameran udara Farnborough International Airshow (FIA) 2018 yang baru berlalu (16-22 Juli) di Hampshire, Inggris.

Youtube/Ainoneline
Youtube/Ainoneline
Youtube/Ainoneline
Youtube/Ainoneline
Youtube/Ainoneline

Alhasil, FIA 2018 yang sepi pertunjukan jet tempur dan lebih menjadi ajang bagi industri pesawat sipil ini punya hiburan tersendiri bagi para pengunjung pameran bertaraf dunia dua tahunan ini.

Mungkin saja, pertunjukan Wayne Roberts di depan publik tersebut akan menjadi akhir yang manis dari perjalanan kariernya sebagai pilot uji. Kabarnya Sobat AR, ia memang telah mempersiapkan diri untuk pensiun.

Captain Wayne Roberts saat ini menjabat sebagai Kepala Pilot Uji dan Kepala Operasi Penerbangan Lockheed Martin Corporation. Ia telah berkiprah selama 26 tahun di Lockheed Martin. Pabrikan pesawat ini menyebutnya sebagai salah satu pilot terbaik di dunia.

Wayne Roberts lulus dari US Naval Test Pilot Shcool – Class 87 tahun 1984 dan mengabdi di sekolah pilot uji itu selama sebelas tahun. Tidak sembarangan bila ia kini menerbangkan C-130 dengan manuver aerobatik, karena ia pun adalah pemegang Kartu Kompetensi Aerobatik dari FAA untuk pesawat C-130/C-130J dan variannya.

Selain C-130 Hercules, Roberts pernah terlibat sebagai kepala pilot uji untuk pesawat pesawat P-3 Orion untuk US Navy dan C-5 Galaxy untuk USAF.

BAAP

Mengulang L-100

Tentang LM-100J, kokpit pesawat ini dilengkapi beragam perangkat avionika digital seperti head-up display, terrain avoidance system, advanced stall and wind-shear warning systems, dan lainnya.

Bermain di kelas pesawat angkut sipil, Lockheed Martin sepertinya ingin mengulang munculnya varian L-100 yang diproduksi pada kurun 1964-1992 dari basis C-130E Hercules. Sebanyak 114 unit L-100 berhasil dibuat.

— Sebagai tambahan informasi, Indonesia melalu Pelita Air pernah mengoperasikan enam pesawat L-100-30 guna ikut menyukseskan program transmigrasi (Setengah Abad Kiprah Hercules di Indonesia – T. Tarigan Sibero, 2011). Menhankam/Pangab Jenderal M. Jusuf tahun 1980 juga memesan C-130HS kepada Lockheed untuk pesawat VIP. Namun karena yang tersedia kala itu hanya versi sipil L-100-30, maka pesawat itu pun dibeli dan diberi registrasi A-1341 (Jenderal M. Jusuf Panglima Para Prajurit, Atmadji Sumarkidjo, 2006). Hingga saat ini pesawat masih digunakan oleh Skadron Udara 17 —

Teemu Tuuri

Sobat AR, dua unit LM-100J saat ini tengah menuntaskan uji penerbangannya guna mencapai sertifikasi. Sementara unit ketiga masih dalam penyelesaian. Lima pesawat ini merupakan pesanan dari operator yang tidak disebutkan oleh Lockheed Martin. Pesawat pertama direncanakan dapat dikirimkan kepada pemesan setelah mencapai sertifikasi penggunaan oleh Administratur Penerbangan Federal (FAA).

Dibandingkan dengan sang kakak yaitu C-130J, LM-100J tidak dilengkapi perlengkapan-perlengkaapan militer. Selain dipersiapkan untuk pengangkutan sipil/kargo, pesawat ini dengan kabinnya yang lapang bisa dikonfigurasi untuk pengangkutan VIP.

Sama dengan C-130J, untuk mesin LM-100J juga menggunakan 4 x Rolls-Royce AE2100-D3 dengan enam bilah propeler komposit Dowty R391.

FireHerc

Lockheed Martin

Lockeed Martin juga menawarkan varian pemadam api dengan nama LM-100J FireHerc. Pesawat ini dapat dilengkapi tanki air internal model roll-on, roll-off  atau menggunakan modular aerial fire-fighting systems (MAFFS) II dengan kapasitas 13.500 liter (3.500 galon) air.

Bisa juga menggunakan retardant aerial delivery systems (RADS) yang telah disertifikasi penggunaannya pada C-130 lawas. Sistem ini memiliki kapasitas lebih besar yaitu 15.000 liter (4.000 galon) – 18.000 liter (5.000 galon) air. Hanya saja, perlu ada modifikasi rangka pada LM-100J.

Lockheed menerangkan, saat ini LM-100J sudah menempuh 80 persen dari proses pengujian untuk mencapai sertifikasinya. Berhubung varian ini merupakan turunan dari C-130J (L-382J) yang telah mendapatkan sertifikasi tahun 1998, maka untuk LM-100J tidak diperlukan jam terbang terlalu banyak menuju sertifikasinya. Cukup 200 jam terbang saja, karena toh ini bukan benar-benar pesawat baru, melainkan varian sipil dari C-130J Super Hercules yang telah diproduksi 400 unit per Februari 2018 lalu.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *