Kisah Capt. Ester Terjebak Buntut Badai Ester Saat Ferry Flight NC212i ke Filipina (Bagian 2)

nc212iJR Nugroho

ANGKASAREVIEW.COM – Selama tiga hari tim tetap berada di Puerto Princessa karena cuaca buruk tersebut belum berlalu. Di wilayah ini juga terdapat salah satu AU Filipina. Pada kesempatan itu juga Inspektur Jenderal AU Filipina menyempatkan diri dan berkenan mau melihat pesawat yang dalam waktu dekat akan menambah kekuatan mereka.

Memanfaatkan waktu senggang tersebut, Mba Ester pun berbincang-bincang dengannya tentang apa manfaat dari operasional pesawat NC212i tersebut. Dengan baik Mba Ester menjelaskan semua informasi yang ditanyakan pejabat Pati AU Filipina tersebut. Segudang keunggulan pesawat ini pun turut dijelaskan.

Pada tanggal 14 Juni, tim memutuskan untuk berangkat menuju Clark AFB. Namun ternyata, ekor badai Ester masih berada di jalur penerbangan penerbangan yang dilalui.

“Airborne, di tengah (penerbangan) kita (baru) tahu ternyata masih ada buntutnya ‘Ester’. Tapi tidak ada pilihan, mau enggak mau kita masuk. Ya tentunya kita instrument flight dan landing dengan cuaca hujan,” ungkapnya.

Kira-kira selama 20 menit pesawat sempat terjebak di dalam masuk cuaca buruk tersebut, Sobat AR. Dalam keadaan itu, tim tetap terbang secara prosedural dan melakukan apa yang bisa dilakukan agar pesawat sampai di tempat sesuai harapan penggunanya.

Ia mengatakan, kala mengantarkan pesawat pesanan pelanggan, ia sangat berharap pesawat tidak masuk dalam cuaca buruk. Tapi tim sangat bersyukur pada tuhan karena dapat mendarat dengan selamat di tujuan dan tidak ada masalah yang menyertai.

Baca Juga:

Disaksikan Ryamizard, Dua Unit NC212i dari PTDI Diserahterimakan ke AU Filipina

Kisah Capt. Ester Terjebak Buntut Ester Saat Ferry Flight NC212i ke Filipina (Bagian 1)

Kedua pesawat akhirnya tiba di DAP, 420th Supply Wing, PAF, Clark Air Force Base (Air Force City), Pampanga, Filipina hari itu. Semula direncanakan pesawat akan tiba di Filipina pada tanggal 10 Juni. Munculnya Badai Ester berbuntut pada keterlambatan ini karena tertahan di Bandara Puerto Princesa selama beberapa hari.

Ia menilai, melaksanakan misi ferry flight untuk mengantarkan barang pesanan pelanggan dengan kondisi yang baik dan prima memang luar suatu usaha yang biasa. Ia juga mengungkapkan, dalam perjalanan juga dilakukan maintenance karena ada instrumen yang tidak berjalan saat itu. Namun tim bisa me-recover hal tersebut.

“Sebenarnya PTDI sudah punya sejarah lama. Saya dulu beroperasi di Filipina dari utara-selatan dengan CASA 212-200 tahun 1986. Selama empat bulan saya mengoperasikan CASA dan sudah membuktikan kepada mereka bahwa CASA ini bisa melakukan due the job according spesifikasi pesawat,” terangnya.

Hari berikutnya yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fithri, 1 Syawal 1439 H, tim mempersiapkan diri dan pesawat untuk pekerjaan selanjutnya, yakni ground run. Direncanakan flight acceptance test dilakukan pada hari berikutnya. Namun lagi-lagi cuaca buruk menghampiri.

nc212iFacebook/Esther G Saleh
“Kita memberikan kesempatan kru yang melaksanakan ibadah di Hari Raya Idul Fithri dan beristirahat, sementara saya dan teman-teman lainnya yang tidak berlebaran (lanjut) bekerja,” ungkap Mba Ester.

Flight acceptance test baru bisa terlaksana pada 19 Juni. Subject test yang sudah disepakati bersama dalam uji terbang itu salah satunya adalah one engine in operative dan air start performance.

Flight acceptance test ini dipimpin langsung Capt. Esther. Pesawat NC212i dengan kode registrasi AX-2119 terbang selama 1 jam 55 menit, sedangkan pesawat NC212i kode registrasi AX-2120 terbang selama 1 jam 15 menit.

Flight acceptance test tersebut kemudian diterima dengan baik oleh dua pilot AU Filipina, Major Ronald dan Major Amora.

“Pada hari Senin (18/6/2018) kita enggak bisa terbang karena masih ada cuaca itu di lokasi. Hari Selasa (19/6/2018) kita dapat kesempatan cuaca yang cerahnya mirip seperti hari ini (Selasa, 10/7/2018), baru kita lakukan flight acceptance test dengan Philipine Air Force. Pada hari itu kedua pesawat diterima dengan baik,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *