Drone

Sewa dari Israel, Angkatan Darat Jerman Segera Operasikan Heron TP

ANGKASAREVIEW.COM – Angkatan Darat Jerman (Bundeswehr) kemungkinan besar akan segera mengoperasikan pesawat tanpa awak (UAV) Heron TP dari Israel. Kabar segera datangnya UAV sewaan itu bocor kepada media Jerman pada akhir Mei lalu.

Bunderswehr sebelumnya memang mengajukan permintaan kepada pemerintahan Kanselir Angela Merkel untuk menyewa lima drone Heron TP dari Israel.

Drone yang dapat dipersenjatai ini akan digunakan untuk mendukung misi-misi internasional di Mali dan Afghanistan di mana Bundeswehr terlibat di dalam penugasan tersebut.

Diberitakan, anggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Jerman untuk menyewa lima unit Heron TP selama sembilan tahun ke depan mecapai 900 juta euro.

Heron TP atau disebut juga Eitan MALE (medium-altitude, long-endurance) dibuat oleh pabrik Malat, divisi dari Israel Aerospace Industries (IAI). UAV ini merupakan peningkatan dari Heron 1 yang dibuat untuk fungsi misi pengintaian dan pengamatan dari udara. Beda dengan Heron 1, Eitan MALE dapat berfungsi sebagai UAV bersenjata (UCAV) yaitu dengan memasang rudal udara ke darat.

Eitan Male dengan dimensi panjang 14 meter dan bentangan sayap 26 meter mampu terbang selama 36 jam secara kontinyu. Wahana dengan kapasitas muatan lebih satu ton ini dapat mengudara hingga ketinggian maksimum 12.500 meter atau 41.000 kaki.

Sejumlah perangkat elektronik diintegrasikan pada bagian badan Eitan Male. Di antaranya adalah perlengkapan EO/IR/LRF electro-optical targeting systems yang memadukan kamera inframerah dengan kamera siang hari guna mengirimkan gambaran kondisi riil medan tempur baik pada siang maupun malam hari.

UAV ini juga dapat dilengkapi dengan laser range finder untuk mendukung misi pengawasan (surveillance), pengintaian (reconnaissance), penargetan (targeting), dan pengukuran jarak (distance measurments).

Bunderswehr sebenarnya telah menggunakan satu unit Heron 1 untuk mendukung misi-misi operasi. Namun, satuan ini menyayangkan UAV tersebut karena tidak dilengkapi persenjataan.

Dikatakan oleh sejumlah pilot Heron 1 yang diwawancarai, mereka mengeluh karena tidak bisa sekaligus memberikan dukungan tembakan dari udara bagi pasukan di darat. Ibaratnya drone ini hanya bisa melihat, tapi tidak bisa memukul.

Penyewaan Heron TP oleh Bundeswehr merupakan pertama kali bagi Angkatan Darat Jerman mengoperasikan UAV yang bisa dipersenjatai.

RONI SONTANI

Roni Sontani

Founder and Chief Editor of Airspace Review. Editor of Indonesian Air Force Magazine.

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

6 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

7 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

12 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

12 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

12 hours ago