ANGKASAREVIEW.COM – Pameran pertahanan Defence Services Asia (DSA) 2018 baru saja usai meninggalkan banyak cerita. Salah satunya adalah mengenai upaya Turki mendapatkan peluang pasar baru bagi produk-produk militer buatannya di kawasan Asia Pasifik.
Tiga perusahaan penghasil kendaraan tempur (ranpur) dari Turki datang langsung memamerkan barang dagangannya dalam pameran yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia pada 16-19 April itu. Mereka adalah FNSS Defence Systems yang memboyong panser 6×6 Pars Scout, lalu Nurol Makina yang menampilkan Ejder Yalcın, dan Otokar yang membawa ranpur ringan Cobra II.
FNSS sendiri telah berhasil mengikat kerja sama dengan DEFTECH dari Malaysia untuk membangun panser AV8 Gempita yang menggunakan basis panser delapan roda Pars (Leopard). Begitu juga dengan Indonesia, FNSS bersama Pindad sedang mempersiapkan jalur produksi tank medium Kaplan (Harimau) di Kiara Condong, Bandung.
Untuk memperkuat cengkramannya di kawasan Asia Tanggara khususnya, FNSS juga menawarkan produk lainnya yakni Pars Scout. Panser berpenggerak 6×6 mutiguna ini bisa dikembangkan sebagai kendaraan angkut pasukan (APC), pengawalan, dan peran intai.
Berusaha mengikuti jejak FNSS, pabrik Nurol Makina menawarkan ranpur jenis MRAP 4×4 yang dinamai Ejder Yalcın. Angkatan Darat Malaysia dikabarkan tertarik untuk mengevaluasinya. Guna memuluskan jalan tersebut, FNSS berkolaborasi dengan DEFTECH untuk memroduksinya di Malaysia bila jadi dibeli militer Malaysia.
Ejder (Naga) memiliki perlindungan balistik yang mumpuni, kebal terhadap tumbukan peluru kaliber 7,62 mm serta bisa menahan ledakan ranjau dan IED di bawah tubuhnya. Ranpur berbobot 14 ton ini bisa membawa 11 prajurit dan muatan hingga empat ton. Ejder memiliki panjang badan 5,4 m, lebar 2,4 m dan tinggi 2,3 m. Ranpur ini juga dapat diintegrasikan dengan kubah RCWS bersenjatakan SMB kaliber 12,7 mm.
Untuk tenaga penggerak, Ejder mengandalakan mesin diesel berdaya 300 hp buatan Cummins. Mesin ini menghasilkan kecepatan maksimum 110 km/jam dengan jangkauan hingga 600 km. Jarak sumbu roda 3,10 m dan ground clearance 40 cm. Ejder sanggup mendaki rintangan 50 cm, menyeberangi parit selebar 110 cm dan kedalaman 70 cm, serta bisa menanjak hingga sudut 70 derajat dan kemiringan 30 derajat.
Nurol Makina mulai membangun purwarupa Ejder Yalcin pada tahun 2012 dan memamerkannya untuk umum pertama kali tahun 2013 dalam gelaran IDEF 2013 di Ankara. Selanjutnya tahun 2014 Militer Turki memboyong sekitar 400 unit kendaraan ini.
Sang Naga baja pun telah mendapat cap battle proven, digunakan untuk operasi militer melawan ISIS serta gerilyawan Kurdi yang beroperasi di wilayah perbatasan Suriah.
Ejder Yalcin cukup laku keras di pasaran. Georgia membeli 90 unit, Senegal sebanyak 25 unit, Tunisia memesan 70 unit, Qatar 400 unit, dan yang terbanyak adalah Uzbekistan dengan pesanan hingga 1.024 unit. Dikabarkan Pakistan juga tertarik untuk memroduksinya berdasar lisensi.
Seperti disebut di atas, pabrikan Otokar juga mencoba peruntungannya lewat gelaran DSA 2018 dengan mempromosikan ranpur ringan Cobra II. Dikembangkan sebagai penerus ranpur laris manis Cobra generasi pertama, namun memiliki kapasitas bawaan lebih banyak dan volume internal yang lebih besar. Cobra II muncul pertama kali dihadapan publik dalam pameran alutsista IDEF 2013 di Ankara, Turki.
Kulit baja ular berbisa ini mampu menahan terjangan peluru hingga kaliber 7,62 mm serta serpihan munisi artileri. Bagian bawah kompartemen kru dilengkapi dengan pelat parabola yang bisa dilepas pasang untuk defleksi ledakan, sanggup menahan ledakan ranjau darat dan peralatan peledak improvisasi (IED).
Cobra II memiliki panjang total 5,6 m, lebar 2,5 m, dan tinggi 2,2 m dengan berat kotor 12.000 kg. Jarak sumbu roda 3,5 m dan ground clearance 40 cm. Perutnya dapat menampung sembilan personil termasuk pengemudi. Ranpur ini bisa dipersenjatai dengan senapan mesin kaliber 12,7 mm yang dioperasikan secara manual atau menggunakan remote kontrol (RCWS).
Untuk dapur pacu, ranpur ini menggunakan mesin turbo diesel 6.700 cc berdaya 281 hp yang dikawinkan dengan trasmisi otomatis. Kecepatan maksimum di jalan datar 110 km/jam dan daya jelajah maksimum mencapai 700 km.
Militer Turki mulai memesan Cobra II pada Desember 2015 sebanyak 82 unit. Selanjutnya memesan kembali pada Juni 2016 sekitar 180 unit. Seperti halnya Nurol Makina Ejder, Cobra II juga telah mendapatkan cap battle proven. Yaitu tatkala digunakan militer Turki dalam operasi tempur dekat perbatasan Suriah menghadapi gerilyawan Kurdi YPG selama Operasi Euphrates Shield.
RANGGA BASWARA SAWIYYA