Taiwan Ingin Beli F-35, Presiden Trump Pikir-pikir…

Time

ANGKASAREVIEW.COM – Keinginan Taiwan untuk membeli jet tempur generasi kelima F-35 dari Amerika Serikat sudah lama disampaikan, bahkan sejak tahun 2002 ketika negeri itu menyatakan ingin membeli 150 F-35.

Namun hingga saat ini ketika Presiden AS sudah dijabat oleh Donald Trump pun, Paman Sam masih pikir-pikir untuk mengabulkan permintaan tersebut atau tidak.

AS berpikiran, dampak terbesar yang akan ditimbulkan ketika Taiwan memiliki F-35 sangat banyak, terutama akan memicu ketegangan lebih besar dengan China. Selain itu tentu saja, kepentingan-kepentingan AS terhadap China juga akan terganggu.

Pertengahan Maret lalu dalam pertemuan dengan kementerian luar negeri dan komite pertahanan nasional, Menteri Pertahanan Nasional Taiwan yang baru Yen Teh-fa kembali mengingatkan legislatif negeri itu perihal pentingnya Taiwan memiliki jet tempur F-35.

Yen mengatakan, F-35B yang memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat secara vertikal, sangat cocok dengan kebutuhan Angkatan Udara Taiwan (ROCAF).

Pejabat tinggi mantan Sekjen Badan Kemanan Nasional Taiwan itu mengingatkan lagi perencanaan yang pernah diajukan tahun 2011 dari kementerian yang kini dipimpinnya. Saat itu Taiwan bermaksud membeli F-35, namun oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama rencana tersebut berhasil dialihkan ke program peningkatan kemampuan (upgrade) 140 unit F-16A/B ROCAF.

Lockheed Martin

Taipei Times menulis, pada Mei tahun lalu sebenarnya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah menyatakan bahwa pemerintahannya tidak mengesampingkan kemungkinan Taiwan untuk membeli F-35.

“Kami tidak mengesampingkan kebutuhan-kebutuhan yang berarti bagi pertahanan negara dan juga strategi pertahanan kami. F-35 adalah sesuatu bagian dari kebutuhan tersebut,” kata Tsai di kesempatan berbeda saat diwawancarai Reuters.

Tahun lalu, Menteri Pertahanan Nasional Taiwan saat itu Feng Shih-kuan, juga menegaskan kepada kementerian luar negeri dan komite pertahanan nasional bahwa permohonan Taiwan untuk mengakuisisi F-35 secara resmi akan disampaikan pada saat kunjungannya ke Amerika Serikat pada bulan Juli. Nyatanya, tidak ada pernyataan apapun terkait hal itu disampaikan Feng kepada AS.

Lembaga riset dan pengembangan Rand Corporation pada 2016 menyatakan analisis kenapa AS tidak mengabulkan keinginan Taiwan untuk memiliki F-35. Pertama, bagi Taiwan mengoperasikan F-35 akan menyedot anggaran yang sangat besar. Kedua, F-35 bagi Taiwan akan menjadi sasaran penghancuran utama China selagi pesawat itu belum diterbangkan.

China, tulis Rand Corporation, memiliki armada rudal jelajah yang sangat lengkap yang dapat menghancurkan F-35 selagi belum diterbangkan. Jadi, pesawat itu tidak akan pernah berguna karena akan dihancurkan terlebih dahulu oleh China di darat.

LA Times

Rand yang berkantor pusat di Santa Monica, Californaia menambahkan, Taiwan memiliki kurang lebih 320 pesawat operasional termasuk jet F-CK-1 buatan dalam negeri, Mirage 2000-5, dan juga F-16 yang di-upgrade. Bila saja kemudian Taiwan membeli F-35, terlebih dalam jumlah banyak, maka dipastikan armada-armada jet tempur yang telah disebutkan tadi tidak akan terurus anggaran pemeliharaannya karena tersedot oleh F-35.

“Sangat tidak realistik bagi Taiwan untuk membeli 150 F-35A dan atau 60 F-35B,” jelas Rand Corporation.

Taiwan berkeinginan membeli 60 F-35B dengan pertimbangan kalaupun landasan pesawat rusak akibat serangan rudal, jet tempur ini masih bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal.

Menanggapi keinginan Taiwan, dua senator terkenal Amerika Serikat, James M. Inhofe dan John Cornyn mengirim surat kepada Presiden Donald Trump agar mengabulkan penjualan F-35 kepada “Negeri Sunyi Asia”.

Sebagaimana ditulis Newsweek (27/3), mereka mengatakan bahwa negara berpulau kecil itu memiliki kebutuhan untuk mempertahankan diri dari kemungkinan invasi China.

Hingga saat ini Trump belum bereaksi dan kemungkinan masih pikir-pikir mengenai hal itu…. (RON)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *