ANGKASAREVIEW.COM – Bulan Februari tahun ini diprediksi menjadi puncak musim hujan dengan curah hujan yang tinggi dan perubahan cuaca ekstrim yang mengikutinya. Oleh karena itu Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengingatkan kembali pada para stakeholder transportasi udara untuk selalu waspada demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terkait keselamatan penerbangan.
“Mayoritas wilayah Indonesia akan diguyur hujan yang cukup lebat dan biasanya disertai perubahan cuaca yang ekstrim. Terlebih lagi pada bulan Februari ini ada liibur panjang untuk merayakan hari raya Imlek sehingga akan banyak penerbangan tambahan. Saya ingatkan stakeholder penerbangan untuk waspada untuk menjaga keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan,” ungkap Agus dalam keterangan resminya yang Angkasa Review terima, Kamis (15/2/2018).
Selaku regulator penerbangan nasional, ia meminta stakeholder penerbangan yang ada di Indonesia untuk mematuhi Surat Edaran Keselamatan bernomor SE 16 tahun 2017. Surat tersebut ditujukan kepada seluruh maskapai penerbangan, penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan, penyelenggara bandar udara, otoritas bandar udara dan penyedia layanan informasi meteorologi penerbangan.
Baca Juga: Masuki Puncak Musim Hujan, Waspadai Genangan Air di Runway
Kepada semua maskapai penerbangan pemegang AOC 121, 135, OC 91 dan PSC 141, Agus memerintahkan untuk:
“Setiap pergantian tahun, kita mengalami hal berbeda namun saling berkaitan, yaitu cuaca ekstrem karena merupakan puncak musim hujan. Di sisi lain, kita juga mengalami peak season karena ada liburan Imlek di mana akan ada peningkatan operasional penerbangan dan peningkatan jumlah penumpang. Untuk itu kita harus tetap waspada dan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan dan penumpang,” jelasnya.
Agus mengingatkan semua pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dalam operasinal penerbangan. Perlu dilakukan tindakan-tindakan pencegahan kecelakaan pesawat saat approach dan landing pada kondisi below minimal karena asap, hujan, windshear/ microburst dan wet runway.
“Untuk itu diperlukan juga untuk mengimplementasikan Approach and Landing Accident Reduction (ALAR) toolkit dalam rangka pencegahan terjadinya incident dan accident saat phase pendaratan pada kondisi cuaca buruk dan di daerah pegunungan,” imbuhnya.
Di sisi lain, semua penyelenggara penerbangan juga tidak boleh mengabaikan pelayanan terhadap penumpang. Jika terjadi delay, semua harus bekerja sama untuk melakukan pelayanan kepada penumpang sehingga penumpang tetap nyaman dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Agus juga mengimbau pada penumpang untuk tetap mematuhi aturan keselamatan dan keamanan penerbangan. Penumpang juga diminta pengertian dan kesabarannya jika harus menghadapi delay yang disebabkan faktor cuaca yang tidak mendukung operasional penerbangan.
“Keselamatan penerbangan Indonesia sudah diakui dunia internasional dengan mendapatkan nilai efektivitas implementasi audit USOAP dari ICAO mencapai 81 %. Untuk itu mari kita tunjukkan pada dunia internasional bahwa Indonesia mampu menjaga keselamatan penerbangan selama puncak musim hujan dan mampu menjaga operasional penerbangan saat peak season akhir tahun tetap selamat,” tandasnya. (ERY)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…