China atau India, Siapa Duluan Membeli Jet Tempur Generasi Kelima Su-57E?

Su-57TASS

ANGKASAREVIEW.COM – China sedang mempertimbangkan untuk membeli jet tempur siluman generasi kelima Sukhoi Su-57E (versi ekspor Su-57) buatan Rusia. Sejalan dengan pernyataan dari Moskow yang telah mengidentifikasi China dan India sebagai pelanggan potensial petama untuk memperoleh pesawat perang paling canggihnya. Demikian laporan yang digaungkan The Business Standard.

Bila laporan ini benar, memang terasa cukup mengejutkan. Dikarenakan China sendiri telah memproduksi pesawat tempur generasi kelima yakni Chengdu J-20 yang telah resmi berdinas sejak Maret 2017. China juga tengah mengembangkan jet tempur generasi kelima yang lebih kecil yakni Shenyang J-31 (FC-31).

Tautan: Tunggu Dubai Airshow 2019, Versi Ekspor Su-57E Akan Tampil Mengudara

Sementara India, sebelumnya telah terlibat kerja sama dalam pengembangan jet tempur generasi kelima berbasis Sukhoi T-50 PAK-FA (pendahulu Su-57). Pengembangan jet tempur dalam program PGFA (Fifth generation Fighter Aircraft) ini akhirnya terhenti pada April 2018 setelah India menarik diri karena bertele-telenya program PGFA.

Tautan: Tandingi F-35, Jet Siluman Su-57 Rusia Lakukan Debut Tempur di Suriah

Tidak seperti China, India belum memiliki jenis penempur generasi kelima, meskipun telah mencanangkan program AMCA yang proyeknya juga masih prematur. Program PGFA  sendiri memang telah bubar, maka dari itu dapat dipahami bila Su-57E bisa menjadi solusi yang menarik bagi India.

Su-57UAC
Saat ini satu-satunya jet tempur generasi kelima yang baru tersedia hanyalah F-35 Lightning II buatan Lockheed Martin dari Amerika Serikat. Namun, untuk dapat membelinya pun bukanlah hal yang mudah. Selain mahal, persyaratan yang berliku dan bejibun diberlakukan oleh Paman Sam untuk menjual F-35, sekalipun ke negara sahabat dekatnya.

Tautan: Tahun Depan, Kemhan Rusia Kontrak Pengadaan 13 Su-57 Seri Produksi dengan UAC

Sementara Negeri Panda, China telah mengembangkan jet tempur generasi kelimanya secara mandiri. Namun demikian, industri pesawat China juga masih sangat bergantung pada mesin jet buatan Rusia dikarenakan pabrikan mesin lokal belum dapat memproduksi mesin yang benar-benar dapat diandalkan.

Mesin turbofan WS-10 dapur pacu untuk J-20 sendiri merupakan tiruan mesin Saturn AL-31 dari Rusia dan kinerjanya masih di bawah produk Rusia. Shenyang sebagai pembuat mesin WS-10 berusaha keras untuk menyempurnakannya menjadi WS-20 dengan thrust mencapai 13,8 ton force.

Tautan: Rumor Berkembang, Rusia Akan Tampilkan Su-57 di Paris Air Show 2019

Sobat AR, varian ekspor Sukhoi Su-57 Aerial Ghost atau Su-57E kini tinggal menunggu persetujuan ekspor dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Diperkirakan lampu hijau akan dinyalakan pada April 2019 ini. Kehadiran Su-57E pastinya akan mengubah peta pasar jet generasi kelima yang saat ini hanya dikendalikan oleh AS dengan jet Lightning II-nya.

TASS
Sementara Shenyang J-31 versi ekspor atau dikenal sebagai FC-31 Gyrfalcon bila sudah tersedia akan menjadi tawaran menarik bagi negara yang menginginkan jet tempur generasi kelima dengan harga lebih terjangkau. Menariknya lagi, China juga tak memberlakukan persyaratan yang rumit untuk produk yang dijualnya.

Yang menarik juga, China sejak dulu tidak alergi dengan produk Rusia, bahkan menjadi pelanggan setia produk Negeri Beruang. Demikian halnya dengan rencana ekspor Su-57E yang segera digaungkan secara resmi oleh Moskow.

Tautan: Rusia Lapisi Kanopi Su-57 dan Tu-160 dengan Material Komposit Penyerap Gelombang Radar

Pastinya dengan memiliki Su-57E, China juga dapat mempelajari teknologi Rusia lebih leluasa untuk dapat diaplilasikan peda jet tempurnya sendiri. Itulah keuntungan utama sebenarnya yang akan diperoleh Negeri Tirai Bambu selain pesawatnya itu sendiri.

Su-57TASS
Bukan hal baru tentunya apa yang akan dilakukan China. Seperti terlihat pada jet J-11, J-15, dan J-16 yang dikembangkan dari reverse engineering keluarga Flanker yang dibelinya.

Tautan: Vietnam Ingin Beli Su-57 dari Rusia, Amerika Akan Beri Sanksi Ekonomi yang Berat?

Lalu bagaimana dengan India sebagai seteru China, apakah akan merelakan begitu saja bola liar yang hendak dilepaskan Moskow jatuh ke tangan Beijing? Apakah New Delhi lagi-lagi akan menjadi pembeli kedua atau ketiga seperti halnya S-400 Triumf yang lebih dulu dimiliki China? Kita tunggu jawabannya.

Rangga Baswara Sawiyya

editor: ron

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *