F-15X Tak Diinginkan USAF, Penempur Generasi ke-4 Dianggap Sudah Ketinggalan Zaman

F-15EXBoeing

ANGKASAREVIEW.COMĀ – Sebagai negara adidaya yang selalu berupaya menjadi pemimpin dunia, Amerika Serikat sejak dua dekade terakhir dirundung kekhawatiran besar akan melajunya kekuatan negara-negara lain, khususnya Rusia dan China.

Yang disebut terakhir, Negeri Tirai Bambu, malah menjadi pesaing paling mencemaskan karena lompatan teknologinya yang sangat cepat. China dengan kecepatan kilat bisa meniru dan menciptakan sendiri berbagai jenis sistem persenjataan mutakhir. Mulai dari jet tempur siluman, kapal induk, rudal balistik antarbenua, hingga teknologi ruang angkasa dalam upaya penguasaan Bulan dan antariksa.

Ketika negara-negara Eropa Barat kini juga mulai bekerja sama mengembangkan jet tempur siluman masa depan seperti FCAS (Jerman, Perancis, Spanyo) maupun Tempest (Inggris dan mungkin Italia), tak pelak hal ini berimbas pada rencana pengadaan jet tempur di lingkungan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF).

Di tengah mahalnya biaya penggunaan jet tempur siluman F-22 dan F-35, USAF mendapat tawaran penambahan jet tempur generasi keempat plus, yaitu F-15X rancangan Boeing.

Meski demikian, pemberitaan yang menyebut bahwa USAF berniat membeli F-15X dibantah oleh Menteri Angkatan Udara Heather Wilson dalam Simposium Perang Udara yang diselenggarakan Asosiasi Angkatan Udara di Orlando, Florida pada 28 Februari 2019.

Ia mengatakan, USAF memang membutuhkan tambahan pesawat baru. Akan tetapi, tidak ada rencana pembelian F-15X di fiskal anggaran tahun 2020.

“Proposal anggaran yang sudah kami ajukan, tidak menyertakan rencana pembelian pesawat tempur generasi keempat” jelas Wilson.

F-15XBoeing

Dikutip dari defensenews.com, ditanya oleh media apakah USAF berkeingian untuk membeli F-15X? Baik Wilson maupun Kepala Staf USAF Jenderal Dave Goldfein memberikan jawaban diplomatis.

“Kami ingin membeli pesawat baru,” kata Goldfein. “Kami ingin membeli 72 pesawat per tahun,” kata Wilson menambahkan.

September tahun lalu, Wilson mejabarkan bahwa inventori pesawat tempur USAF didominasi penempur generasi keempat sebanyak 80 persen. Sementara 20 persennya lainnya adalah penempur generasi kelima.

“Dalam rancangan pengajuan, kami justru menginginkan adanya penambahan pesawat generasi kelima. Sehingga paling tidak komposisinya minimal menjadi 50:50,” jabar Wilson. Itu artinya, yang harus ditambah justru pesawat tempur generasi kelima.

Pemberitaan lain menyebut, munculnya wacana pembelian F-15X untuk menambah armada kekuatan USAF, justru dikhawatirkan bakal mengganggu anggaran untuk penambahan F-35.

Sementara itu mantan petinggi USAF Jenderal (Purn) William R. Looney III yang telah mengabdi selama 40 tahun di USAF dan membukukan 2.500 jam terbang di F-15 menulis di nationalinterest.org bahwa USAF hendaknya melangkah ke depan dengan tidak lagi membeli pesawat tempur generasi keempat, apapun itu namanya.

F-35USAF

F-15, kata Looney, memang pesawat garda depan yang mengagumkan. Ia tahu karena ia sendiri pernah menerbangkan pesawat itu dan pernah pula menjadi komandan skadron F-15 serta komandan wing tempur yang membawahi jet ini.

“Saya pun inginnya F-15 terbang selamanya. Tapi zaman kan telah berubah. USAF lebih baik melihat ke depan dan tidak menghamburkan anggaran untuk pesawat lawas yang telah dipakai selama 47 tahun,” tulisnya.

Looney menandaskan, ancaman-ancaman yang akan datang dari negara lain lebih kompleks melalui penggunaan teknologi-teknologi siluman. Ia meyakini bahwa F-15X tidak akan mampu melawan hal tersebut dan hanya F-35 pesawat paling canggih yang bisa menangkalnya.

Roni ‘Raider’ Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *